Hujan turun begitu lebat malam itu, aku meringkuk tak berdaya di atas kursi rotan didalam ruang tamu kecil ku yang tampil seadanya. berselimut selembar kain putih yang aku harapkan dapat menghangatkan tubuhku barang sejenak. Mata lelahku memandangi jam dinding yang mulai menunjukkan pukul 02.57 pagi. Aku lelah, namun pikiranku tak pernah sedikitpun merasa lelah. Banyak hal yang aku pikirkan, dan banyak hal pula yang aku rencanakan. Tidak ada suatu hal pun yang mampu membuatku tertidur, tidak untuk sebuah kamar ber-ac, tidak untuk sebuah kasur bulu, dan tidak pula obat tidur. Aku selalu terjaga.
Malam itu pikiranku serasa dibawa oleh sebuah kekuatan diluar diriku menuju sebuah bayangan dimana aku dapat melihat bermacam-macam mimpi manusia yang sedang bermimpi. Seperti sebuah komik, aku melihat seseorang tertidur dan diatasnya menggelembung gambaran aktivitas mimpinya. aku melihat kegelisahan tidur dalam mimpi buruk, tersenyum dalam mimpi indah, mimpi basah, dan lain-lain
Malam itu aku melihat ratusan gelembung mimpi dengan keaneragaman aktivitasya
aku merasa sangat tidak beruntung malam itu, bagaimana tidak, untuk tidur yang berkualitas saja aku tak bisa, bagaimana bunga tidur? Malahan seringkali aku merasakan tidurku sangat cepat,selalu bangun secara terpaksa dan kadang-kadang aku menyertai kebangkitanku itu dengan umpatan.
Aku merasa dicurangi malam itu, oleh siapa? Aku tidak tahu.
Gelembung-gelembung mimpi orang-orang itu membuatku tertarik untuk mengamatinya
Orang yang pertama kali mimpinya aku amati adalah, sebut saja mawar (nama samaran) dia adalah tetanggaku, kurang lebih umurnya 23 tahun, dia adalah seorang mahasiswi. Dia adalah mantan pacarku, hubungan kami berakhir sekitar 4 tahun lalu. Sebenarnya aku masih sayang dengannya, tapi sepertinya dia sudah muak dengan segala ketidakmapanan hidupku. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengharapkannya lagi. Aku sdar diri.
Malam itu dia bermimpi sedang bergandengan tangan didalam mall dengan seorang anggota TNI berseragam lengkap. Didalam mimpinya dia terlihat begitu bahagia. Sesekali dia melirik diikuti senyum malu-malu manja kepada pasangannya. Begitu pula dengan pasangannya itu, sesekali dengan meyakinkan dia terlihat menawarkan mawar untuk memilih pakaian dan perhiasan. Aku tak kuasa untuk mengamati mimpi itu lebih jauh, dengan pertimbangan untuk kebaikan kondisi kejiwaanku, aku tak mau sakit hati untuk yang kedua kalinya aku memutuskan utuk pergi mengamati mimpi-mimpi yang lainya.
Aku berpindah untuk mengamati sebuah gelembung mimpi yang dari jauh terlihat begitu atraktif. Aku berlari mendekati gelembung mimpi itu. Aku tidak mengenali siapa orang orang yang sedang bermimpi itu. Aku melihat dia tengah ketakutan, di menjerit-jerit seperti ada yang menyakitinya. Aku melihat wajahnya penuh luka, dia menangis tersedu-sedu dipojokan sebuah ruangan. Sepertinya dia sedang disiksa, dia merintih kesakitan. Aku terus menegadahkan kepalaku untuk terus menyimak gelempung mimpi itu. Tiba-tiba muncullah seorang denga perwakan kekar denag sebilah pedang menginjak kepalanya dan berkata dengan suara dingin “berikan semua hartamu atau aku akan menebas lehermu…” dan...ups, ternyata orang yang sedang bermimpi itu bangun dari mimpinya. Gelembung mimpi itupun pelan menghilang bersama nafasnya yang tersengal-sengal . aku melihat wajahnya sangat pucat dengan butiran keringan membasahi tubuhnya. Dia langsung mmeriksa kotak emas dan semua hartanya. Ia mendekapnya erat-erat dan berteriak “jangan ambil hartaku! Jangan ambil semua hartaku!” sampai akhirnya ia sadar sepenuh bahwa dia sedang bermimpi.
Aku tersenyum melihatnya. Dia begitu takut kehilangan hartanya. Yayaya aku mengangguk-anggukan kepala seolah paham dan berkata “bagus juga mimpimu kawan”.
Aku melangkah kembali menyusuri gang-gang yang mulai tidak aku kenali. Masih banyak gelembung-gelembung mimpi melyang-layang diatas rumah penduduk
Tidak ada seorangpun di jalan itu. Hanya aku seorang diri. Ini adalah hal yang menyenangkan. Aku dapat melihat apa yang sedang dimimpikan orang. Tapi tetap saja akulah satu-satunya orang yang tidak beruntung. Disaat orang-orang sedang bermimpi aku malah berkeliaran seperti ini. Huh..
Sebuah gekembung mimpi kembali mencuri perhatianku, didalam gelembung itu aku melihat suasana desa yang asri, masyarakatnya pun ramah tamah. Aku ingin tahu, siapa sih yang sedang bermimpi ini. Aku melihat seorang remaja berumur sekitar 22 tahun yang sedang tersenyum dalam tidurnya . Dikamarnya aku melihat laptop yang menyala dan banyak sekali buku-buku politik, poster-poster band-band seperti sex pistols, chumbawamba,dead kennedys dan banyak lainnya.
Aku kembali mengamati gelembung mimpinya. digapura desa itu tertulis “ selamat datang didesa sukasuka” semua masyarakatnya ramah, semua hidup dengan bahagia.
Setiap orang bekerja menurut kemampuannya, tanah dan pabrik semua dimiliki bersama.
Semua hasil sumberdaya desa tersebut dinikmati bersama. Tidak ada aktivitas jual-beli,
masyarakatnya menjadikan simbiosis mutualisme sebagai dasar hidup mereka. Mereka benar-benar mandiri dan kreatif.aku melihat di desa itu samasekali berbeda dengan desa-desa yang pernah aku kunjungi. Aku senang mengamati mimpi remaja ini. Sampai-sampai aku duduk manis dipinggir jalan dan bersandarkan tong sampah. Aku terus mengikuti perjalanan mimpi pemuda itu…namun konsentrasiku pecah ketika seekor kucing berlari cepat didepanku kemudian dikuti suara gaduh gonggongan anjing. Pandangan mataku terarah pada sumber gonggong anjing itu dan kemudian seekor anjing besar hitam tanpa ekor dengan giginya yang menyeramkan keluar dari sebuah rumah besar sekitar 7 meter dari tempatku duduk. Anjing itu berlari kearahku dengan buas. Akupun meloncat bangkit dan mengambil langkah 500 ribu, tak sampai pada langkah yang ke seribu. Barisan gigi besar nan tajam itu menancap keras dipantatku. Akupun berteriak sejadi-jadinya! Ya allah pantatkuu!!!! Aku merasa mau pingsan,badanku terhuyung-huyung jatuh kebelakang. Bebarengan dengan itu aku merasa kepalaku terbentur sesuatu seketika aku tersentak dan membuka mataku. Nafasku berhembus tidak beraturan. Aku medapati tubuhku dilantai kepalaku terbentur tembok dan tulang ekorku nyeri karena terjatuh dari kursi rotan. ternyata aku hanya bermimpi. Syukurlah! Aku mencoba tenang sedikit untuk mengatur nafas.aku lihat jam dinding menunjukan pukul 7 padahal aku harus masuk kerja tepat pukul 7 pagi. Sial!!! Aku telat lagi!! Dengan tergesa-gesa beserta umpatan-umpatan aku bangkit dan bergegas menyiapkan diri untuk bekerja.
Aku kancingkan seragam kerjaku sambil mengumpat, aku pakai sepatu doctor matrin ku juga sambil mengumpat, aku kebut skuterku juga dengan mengumpat. Aku mengutuk diriku sendiri, aku mengutuk aktivitasku. aku benci pagi harii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar